Teruntuk diri sendiri, kamu dan semua orang yang sedang mengalami fase putus asa, lelah, takut, marah, kecewa, menyesal, menyerah dan perasaan teruruk lainnya, tenang kamu tidak sendiri. Semua orang pernah mengalami fase-fase sulit dalam hidupnya. Fase tiada seorang pun yang dapat menolong, hanya diri sendiri yang mampu mengulurkan diri, memberi bantuan agar dapat melewati masa-masa yang teramat sulit. Aku tahu rasanya tidak enak dan ingin menyudahi saja. Namun menyudahi sekarang tidak akan membuahkan hasil apapun. Menyudahi sekarang tidak mengubah apapun. Yang terparah dalam menyudahi sekarang adalah menghancurkan mimpi diri sendiri untuk melewati masa sulit itu dan tidak menjadi sosok yang lebih kuat.
Tentu tidak mudah. Kita sama. Tidak pernah semudah itu. Tapi satu yang harus diri kita sadari adalah masih ada harapan dalam situasi apapun. Apa salahnya berharap sesuatu yang baik, toh kita masih punya Tuhan Pencipta segalanya dalam mewujudkan apapun. Kata siapa berharap itu tidak boleh? Berharap bagiku boleh-boleh saja, malah penting bagi kita untuk selalu berharap. Akan ada doa yang terselip dalam heningnya berdoa kepada Sang Maha Pemberi. Akan ada sedikit rayuan kepada Sang Pemilik segalanya untuk sekadar mengabulkan doa-doa akan harapan yang kita buat.
Aku, kamu, dan semua orang yang menggantungkan harapan hanya kepada Sang Pemilik harapan tidak akan kecewa seperti menggantungkan harapan kepada manusia. Kuncinya ialah ikhlas. Apabila semua usaha yang sudah kita lakukan namun tidak sesuai dengan harapan dan ekspektasi yang kita munculkan maka bersabarlah, ikhlas. Apapun yang sudah kamu lakukan tidak akan pernah sia-sia. Tuhan tidak pernah sejahat itu kepada makhluknya. Dia hanya ingin kita belajar bersabar, belajar menerima, belajar ikhlas, belajar rela, belajar bangkit kembali, belajar atas segala nilai-nilai hidup yang tidak pernah didapat di bangku sekolah.
Saat kita bahagia atau sedih dunia tidak akan pernah berhenti berputar hanya untuk memahami diri kita. Kita sebagai manusia biasa hanya mampu menjadi yang terbaik. Menerima ketentuan semesta. Kadang semesta suka bercanda, hanya kita yang belum siap atas candaanya yang begitu istimewa. Kita kaget. Kita lupa bahwa di bumi bukan hanya kita saja yang tinggal, di bumi bukan hanya kita saja yang harus selalu diperhatikan, dan di bumi kamu tidak sendiri. Ada manusia-manusia lain yang sedang berjuang sama sepertimu.
Lantas, mau menyerah sampai disini ? Aku harap jangan. Kita tidak diciptakan Tuhan di muka bumi ini untuk mudah menyerah. Maka bangkitlah. Hadapi. Kalau bisa lawan ya lawan. Jangan menyerah. Kalau capek ya istirahat. Lelah minum. Lapar makan. Dan ketika dunia seakan membuatmu menangis, maka tumpahkanlah. Tidak ada yang pernah salah dalam menangis.
Penulis: Lia Agustina
Editor: Yolanda Eka Safitri
0 komentar